Karir dalam Matematika

Karir apa yang bisa ditempuh oleh seorang sarjana matematika? Pilihannya bisa beragam. Andaikan lulusan matematika dipandang sebagai himpunan yang homogen, maka perjalanan hidup usai memperoleh gelar S.Si pun tak lazim, setidaknya bagi orang-orang yang kerap mempertanyakan keputusanku untuk masuk Studi Pembangunan. Dari beberapa mata kuliah yang saya peroleh, diantaranya mikro ekonomi yang banyak menggunakan persamaan diferensial, dan beberapa pengembangannya di dalam makro ekonomi, penguasaan matematika memang menjadi cukup mutlak. Begitupula dalam pemodelan yang meski telah menggunakan program, masih menyisakan beberapa persamaan integral dan diferensial. Tapi apakah seorang matematikawan atau lulusan matematika menjadi ‘unggul’ karena kemampuannya berhitung dan bermain simbol?
Dalam beberapa aspek jawabannya ya. Namun dalam kehidupan nyata, simbol tak hanya muncul dalam notasi epsilon delta tapi juga dalam kejelian melihat pola. Seorang asisten yang biasa mengoreksi pekerjaan rumah, dengan segera bisa melihat pola-pola ketika seorang mahasiswa menyalin pekerjaan temannya. Dalam kasus yang lain melihat celah-celah pemecahan masalah yang tersembunyi diantara kekacauan yang ada. Kalau dalam pelajaran analisis real, sebuah himpunan bilangan bisa dikenali dari karakternya, maka dalam kehidupan nyata objeknya tak lagi deret ataupun anggota himpunan melainkan manusia dan lingkungan, meski sama-sama memiliki pola.

Menurut dosen saya, hal itulah yang menjadikan lulusan matematika berbeda (atau mungkin ini salah satu bentuk perilaku chauvis jurusan:D)
from Yuti

Sponsor

No comments: